Rambo dan Terminator muncul lagi, kali ini keduanya berada di action thriller terbaru sutradara Swedia, Mikael Håfström (1408, The Rite). Ya, kita sudah pernah melihat penampakan Stallone dan Arnie sebelumnya dalam satu film ketika bergabung di dua seri franchise ‘senang-senang’, The Expendables.
Tetapi Stallone terlalu mendominasi, sementara Arnie tampil terlalu
singkat, tentu saja itu tidak cukup untuk memuaskan mimpi basah para
penonton veterannya yang berharap dua jagoan mereka berbagi layar dengan
layak dan sepantasnya. Escape Plan bisa jadi adalah jawaban dari semua mimpimu, dan buat Summit dan Lionsgate,
ini sekaligus bisa jadi lumbung dollar yang besar mengingat baik
Stallone dan Schwarzenegger punya fans lintas generasi yang jumlahnya
tidak sedikit.
Stallone menjadi Ray Breslin, mantan
jaksa penuntut umum cerdas yang punya hobi dan pekerjaan aneh;
Menghabiskan 14 tahun hidupnya keluar masuk penjara demi penjara guna
menjajal sistem keamanan mereka yang katanya super ketat. Jadi selama
ini bersama perusahaan jasa keamanannya, Breslin-Clark, Breslin
selalu berhasil membobol setiap penjara yang dimasukinya, tetapi tidak
untuk yang satu ini. Penjara yang ditawarkan oleh seorang pengacara CIA
ini berbeda. Tidak ada seorangpun yang tahu di mana lokasinya, setiap
selnya terbuat dari kaca tebal, jadi seperti dalam akuarium raksasa,
semua bisa melihat aktivitasmu. Lalu ada penjagaan super maksimum dari
kamera-kamera disetiap ruangan, penjaga-penjaga kejam bertopeng hitam
yang dipimpin oleh sipir brutal, Willard Hobbs (Jim Caviezel) dan tangan
kanannya, Drake (Vinne Jones) yang sama gilanya, mereka menamakan
penjara itu “The Tomb”. Dan untuk lolos dari “kuburan” maut itu, Breslin membutuhkan bantuan dari sesama napi, Emil Rottmayer (Arnold Schwarzenegger)
Dengan banyaknya hamburan testoteron dari para kakek-kakek keladi ini, cukup mengejutkan ternyata Escape Plan
tidak berakhir sebagai film aksi yang melulu di dominasi oleh otot,
adu jotos, senjata mesin dan ledakan, tetapi juga ada sedikit otak di
dalamnya, sesuatu yang jarang dipunyai film-film Arnie dan Stallone
sebelumnya. Ya, ini lebih cerdas dari perkiraan saya, meskipun faktanya
tetap lebih banyak menampilkan hal-hal tidak logis yang membuat dahi
berkerut. Dan karena ini adalah sebuah Prison movie, jelas
tidak dibutuhkan terlalu banyak energi buat dua jagoan uzur ini. Escape
Plan itu bisa jadi seperti ajang keduanya bernostalgia sembari
berjalan-jalan di taman dan melemaskan otot tua mereka. Dan bagian yang
lebih mengejutkan lagi dari twist-twist yang ditawarkan di sini adalah
bagaimana Håfström dan penulis naskah Miles Chapman bisa membuat
Stallone menjadi seorang super jenius, karakter yang sebenarnya terasa
aneh dengan tampang tidak simentris dan bisep sebesar itu.
Formulanya masih sama cheesy-nya
seperti kebanyakan film bertema “kabur dari penjara” tanpa menjadi
jenius kamu pasti tahu pada akhirnya Stallone dan Arnie, atau setidaknya
salah satu dari mereka pasti lolos bagaimanapun, dan ini bukan spoiler. Daya tariknya tentu saja ada pada duo action man abadi itu, meskipun jelas umur dan setting penjara membatasi gerak-gerik mereka untuk berbuat liar seperti dulu, plus tambahan kepala penjara bengis dan dingin dalam wujud Jim Caviezel sedikit banyak sudah membantu menaikan tensinya.
Lalu daya tarik lainnya adalah bagaimana
mencari celah untuk kabur, permainan adu pintar dan kucing-kucingan
dengan para penjaga dan sipir penjara dan itu semua disajikan Håfström
editing menghibur nan cepat sejak menit pertama ketika penontonnya
diperlihatkan bagaimana karkater Breslin melakukan pertunjukan
‘sulapnya’. Escape Plan punya semuanya itu, dengan
penyutradaraan cepat yang membuatmu lupa ada begitu banyak hal diluar
nalar, naskah sederhana yang terlihat pintar dan bodoh disaat bersamaan,
parade aksi klasik meliputi baku hantam, tembak menembak dan ledakan
sampai dialog-dialog one liner bersama sedikit komedi yang beberapa diantaranya mungkin terlalu sensitif bagi kalangan tertentu. Tetapi keseluruhan, Escape Plan sangat menghibur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar