LAPORAN KOLOID KIMIA
PRODUK BAKPAO “FRANKENPAO”
diajukan untuk memenuhi
syarat ujian praktek mata pelajaran Kimia
Ali Mufti Sidik
Cindy Maygift Patricia Tamunu
Dina Anisa Nasution
Ilyafad Syahputera
Raditya Satria Gantara
Shinta Wijaya
Yohana Jenny Lantika Sagala
XII IPA 1
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 BANDUNG
Jl. Pasirkaliki No 51 Bandung
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan percobaan serta laporan kimia “PEMBUATAN BAKPAO FRANKENPAO” ini.
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah
cara pembuatan penelitian produk
koloid kimia yakni Bakpao beserta proses yang terjadi pada alat tersebut. Ujian Praktek serta laporan ini merupakan
salah satu ujian yang wajib
serta syarat
untuk Mengikuti Ulangan Semester guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata
pelajaran Kimia
di SMA Negeri 6 Bandung.
Dengan selesainya laporan ujian praktek ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan bantuan dana
maupun dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan ujian praktek ini;
2. Guru mata pelajaran Kimia yang telah membimbing
penulis dalam melaksanakan praktikum dan
dalam menyusun laporan ini sehingga ujian praktek ini dapat terselesaikan;
3. Teman-teman XII IPA 1 yang telah memberikan semangat serta dorongan
sehingga penulis dapat bersama-sama menyelesaikan Ujian Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat khususnya kepada pembaca yang membaca laporan ini.
Bandung, Februari
2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
jumpai zat yang sukar digolongkan sebagai zat biasa, zat cair atau gas. Zat-zat
ini dalam ilmu kimia dinamakan koloid. Contohnya antara lain susu, tinta, cat,
sabun, kanji, minyak rambut bahkan udara berdebu termasuk sistem koloid.
Kimia koloid mempunyai peranan yang
besar dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Proses dialam sekitar kebanyakan
berhubungan dengan sistem koloid. Protoplasma dalam sel makhluk hidup merupakan
suatu koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk menerangkan reaksi-reaksi
dalam sel. Tanah terdiri dari bahan-bahan koloid dan pemahaman tentang koloid
sangat membantu dalam meningkatkan kesuburan lahan.
Sistem koloid sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung
partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi
seperti susu juga termasuk koloid. Banyak makanan yang diproduksi sehari-hari yang tanpa kita
ketahui termasuk dalam pengguanaan sistem koloid salah satunya adalah makanan
yang sering kita jumpai sehari-hari yaitu Bakpao.
1. Bagaimana cara pembuatan bakpao?
2. Apa saja proses
koloid dalam pembuatan bakpao?
Adapun
tujuan-tujuan dilaksanakannya penelitian pembuatan produk koloid Bakpao ini,
diantaranya :
1. Untuk mengetahui dan mempraktikan cara
membuat bakpao;
2. Untuk menjelaskan mengidentifikasi koloid dalam bakpao.
1. Menambah pengetahuan tentang aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menambah pengetahuan tentang proses koloid yang terjadi pada pembuatan tape
bakpao.
1.5.
Pelaksanaan Percobaan
a. Hari/Tanggal : Minggu, 23 Februari 2013
b. Waktu : 08.00 s/d selesai.
c. Tempat : Jl. Rajawali Timur Gg. Taruna VI no 278/26 (Kediaman
Shinta)
BAB
2
TEORI
DASAR
1. Koloid
1.1 Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan campuran kasar. Meskipun secara makrokopis koloid tampak homogen, tetapi
koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pada umumnya
bersifat stabl dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel koloid terletak antara
1 nm – 100 nm. Sistem koloid terdiri atas terdispersi dengan ukuran tertentu
dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi,
sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium dispersi.
Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium
dispersi bersifat kontinu. (Keenan, 1984)
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut
larutan, molekul, atom, ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan
cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam
suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu disperse ( sebaran ) koloid
atau sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh
yang dikenal. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai
zat terdispersi( tersebar ) dan materi kontinu dalam mana partikel itu tersebar
disebut zat pendispersi atau medium pendispersi. (Arsyad, 2001)
1.2
Macam-macam koloid
1. Aerosol. Sistem koloid dari partikel padat
atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang
terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut
aerosol cair.
2. Sol. Sistem koloid dari partikel
padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temui dalam
kehidupan sehari-hari maupundalam industri.
3. Emulsi : Sistem koloid dari zat cair
yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi
ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat
digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air ( M / A ) atau
emulsi air dalam minyak ( A / M ). Dalam hal ini, minyak diartikan
sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
4. Buih : Sistem koloid dari gas
yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi,
untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan
protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat cair yang
mangandung pembuih. ( Keenan, 1984 )
5. Gel : Koloid yang setengah kaku (
antara padat dan cair ) disebut gel. Contoh : agar-agar, lem kanji, selai,
gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak
padat.
1.3
Sifat – Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Partikel debu, banyak diantaranya
terlalu kecil untuk dilihat, akan nampak sebagai titik-titik terang dalam suatu
berkas cahaya. Bila partikel itu memang berukuran koloid, partikel itu sendiri
tidak nampak; yang terlihat ialah cahaya yang dihamburkan oleh mereka. Hamburan
cahaya itu disebut efek tyndall. Ini disebabkan oleh fakta bahwa partikel
kecil menghamburkan cahaya dalam segala arah.
Efek tyndall dapat digunakan
untuk membedakan dispersi koloid dan suatu larutan biasa, karena atom, molekul,
ataupun muaatan yang berbeda dalam suatu larutan tidak menghamburkan cahaya
secara jelas dalam contoh-contoh yang tebalnya tak seberapa. Penghamburan
cahaya tyndall dapat menjelaskan betapa buramnya dispersi koloid. Misalnya,
meskipun baik minyak zaitun maupun air itu tembus cahaya, dispersi koloid dari
kedua zat ini nampak seperti susu.
2. Gerak Brown
Jika suatu mikroskop optis
difokuska pada suatu dispersi koloid pada arah yang tegak lurus pada berkas
cahaya dan dengan latar belakang gelap, akan nampak partikel-partikel koloid,
bukan sebagai partikel dengan batas yang jelas, melainkan sebagai bintik yang
berkilauan. Dengan mengikuti bintik-bintik cahaya yang dipantulkan ini, orang
dapat melihat bahwa partikel koloid yang terdispersi ini bergerak terus-menerus
secara acak menurut jalan yang berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam
suatu medium pendispersi ini disebut gerakan brown, menurut nama seorang ahli
botani Inggris, Robert Brown, yang mempelajarinya dalam tahun 1827.
3. Adsorpsi
Materi dalam keadaan koloid
mempunyai luas permukaan yang sangat besar. Pada permukaan partikel terdapat
gaya van der waals yang belum terimbangi atau bahkan gaya valensi yang dapat
menarik dan mengikat atom-atom (molekul-molekul) dari zat asing. Adhesi zat-zat
asing ini pada permukaan suatu partikel disebut adsorpsi. Zat-zat teradsorpsi
terikat dengan kuat dalam lapisan-lapisan yang biasanya tebalnya tidak lebih
dari satu atau dua molekul. Banyaknya zat asing yang dapat diadsorpsi bergantung
pada luasnya permukaan yang tersingkap. Meskipun adsopsi merupakan suatu gejala
umum dari zat padat, adsorpsi ini teristimewa efisiensinya dengan materi koloid
yang disebabkan oleh besarnya luas permukaan itu.
4. Koagulasi
Telah disebutkan bahwa koloid
distabilkan oleh muatannya. apabila muatan koloid dilucuti maka kestabilan akan
berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan
koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan
kedalam sistem koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama kedalam sel
elektroforesis maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai elektrode.
Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid
yang bermuatan positif digumpalkan di katode.
5. Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu
koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks. Dilain pihak, koloid perlu
dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan mmenambahkan
koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung akan membungkus
partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
6. Dialisis
Pemisahan muatan dari koloid
dengan difusi lewat pori-pori suatu selaput semipermeabel disebut dialisis.
Pori-pori itu biasanya berdiameterkurang dari 10 Å dan membiarkan lewatnya
molekul air dan muatan-muatan kecil. Selaput hewani alamiah, kertas perkamen,
selofan dan beberapa plastic sintetik merupakan bahan selaput yang sesuai.
Partikel-partikel yang melewati membran agaknya berlaku demikian tidak sekedar
berdasarkan difusi acak. Mereka teradsorpsi pada permukaan membran dan bergerak
dari letak ( site ) adsorben yang satu ke yang lain pada waktu mereka bergerak
melewati pori-pori itu. ( Oxtoby, 2001)
1.4
Cara Pembuatan Koloid
1. Kondensasi
Kondensasi adalah penggabungan
partikel – partikel halus ( molekuler ) menjadi partikel yang lebih besar.
Pembuatan koloid dengan cara ini dilakukan melalui :
a. Cara Kimia
Partikel koloid dibentuk melalui
reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi hidrolisis, reaksi reduksi oksidasi, atau
reaksi subtitusi.
- Hidrolisis : Merupakan reaksi suatu zat dengan air
- Reaksi Redoks : Merupakan reaksi yang disertai
perubahan biloks
- Reaksi Subtitusi : Merupakan reaksi penggantian
b. Cara Fisika
Dilakukan dengan jalan menurutkan
kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah
pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.
2. Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara
dispersi merupakan pemecahan partikel – partikel kasar menjadi partikel yang
lebih halus/lebih kecil dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan
loncatan bunga listrik ( listrik busur breding ).
a.
Cara Mekanik
Dengan cara ini butir – butir kasar digerus dengan
lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu
kemudian diaduk dengan medium dispersi.Contoh : Sol belerang dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersama – sama dengan suatu zat inert (seperti gula
pasir ) kemudian mencampur serbuk halus dengan air
b.
Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah membuat
koloid dari butir – butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu
zat pemeptisasi ( pemecahan ). Contoh : Agar – agar dipeptisasi oleh air,
nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin dan lain – lain. (Oxtoby, 2001)
2. Bakpao
Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa. Pao berarti bungkusan dan
Bak artinya daging, jadi arti Bakpao yang sebenarnya adalah “bungkusan daging”
Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Pada awalnya
daging yang lazim digunakan adalah daging babi. Walaupun di Indonesia sendiri
Bakpao memiliki beragam isi, bukan hanya daging, ada Strawberry, Coklat, dll.
Kulit bakpao beasal dari tepung
terigu yang diberi ragi untuk mengembangkan adonan.
Setelah diberikan isian,adonan
dibiarkan sampai mengembang lalu dikukus sampai matang. Untuk membedakkan isian
bakpao, biasanya dibedakan dari warna titik diatas bakpao. Karena warna
tersebut menandakan isiannya.
v
Alat
- Baskom
- Timbangan
- Sendok
- Pisau
- Papan
Talenan
- Panci
kukus
- Lap
lembab
- Piring
Besar/Tatakan
v Bahan
- Tepung terigu dengan protein rendah 450
gr
- Tepung terigu
biasa 450 gr
- Gula tepung 250 gr
- Garam 1/3 sdt
- Ragi 1 sdm
- Mentega putih 45 gr
- Coklat Ceres 150 gr
-
Keju Chedar parut 300 gr
-
Ayam (untuk isian) secukupnya.
3.2. Cara Pembuatan
1. Mengaduk susu, gula dan garam
sampai rata di dalam gelas. Agar mendapatkan hasil bersih lebih baik disaring.
2. Mengayak tepung terigu,
memasukkan ke dalam baskom, serta mencampurkan ragi dan aduk sampai rata.
3. Membuat lubang pada bagian
tengahnya (untuk memudahkan). Memasukkan campuran di nomor 1 sedikit demi
sedikit kemudian mengaduk adonan tersebut sampai rata.
4. Memasukkan mentega dan
menguleni sampai adonan kalis. Membulatkan adonan serta menutup dengan lap
lembab (Perlu diingat, lap hanya lembab, bukan basah). Membiarkan selama 35
menit sampai mengembang.
5. Setelah 35 menit, memukul adonan untuk mengeluarkan udara dari dalam
adonan. Menimbang dan membagi rata adonan masing-masing seberat 50 gram.
6. Memipihkan adonan, lalu
mengisi bagian tengahnya dengan ceres coklat dan keju parut. Membulatkan
kembali lalu membiarkan selama kira-kira 15 menit diatas kertas roti. (Bila
ingin isi ayam, membuat tumis ayam cincang lalu memasukkan dengan cara yang
sama)
7. Setelah 15 menit selesai,
mengukus selama 10 menit.
8. Menyajikan bakpao yang
masih hangat.
Setelah melakukan pembuatan produk koloid kimia yakni bakpao, kami dapat
membahas bagaimana bakpao dibuat serta menjelaskan proses koloid kimia yang
terdapat dalam bakpao. Setelah melakukan pembuatan, pengamatan, dan diskusi
didapatkan bahwa :
1. Saat pengadonan dilakukan, dimana
terigu dicampurkan dengan cairan berupa susu dan bahan dasar lain, dapat
dilihat bahwa adonan tersebut merupakan salah satu jenis koloid, yakni
koloid sol. Karena fase terdispersinya (terigu) merupakan fase
padat dan medium pendispersinya cair, maka adonan bakpao termasuk pada sol
cair atau dikenal juga dengan kolid liofil karena sifatnya
stabil dimana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase
terdispersi dengan medium pendispersi.
2. Bakpao yang dicampur ragi dan hasilnya
mengembang termasuk pada buih padat karena ragi yang dimasukkan ke dalam campuran
mengeluarkan gas CO2 sehingga terdapat gelembung-gelembung
udara. Dalam peristiwa ini menandakan bahwa adanya gas yang terdisperi dalam
fase padat. Buih Padat adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas
dan dengan medium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh
dari zat pembuih (surfaktan).
3. Tujuan dari pencampuran adalah untuk membuat adonan
yang sempurna agar adonan mengembang dan mempunyai tekstur yang lembut,
pori-pori kecil, dan tidak bantat. Pada proses pencampuran adonan terjadi
perubahan sebagian dari pati berubah menjadi gula. Selanjutnya pada proses
fermentasi terjadi perubahan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.
Setelah melakukan penelitian kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Adonan bakpao termasuk pada
koloid sol cair karena fase terdispersinya (terigu) merupakan fase padat dan
medium pendispersinya cair. Secara lebih jelasnya adonan bakpao ini termasuk
pada koloid liofil karena karena sifatnya stabil dimana terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi.
2. Bakpao yang dicampur ragi
dan hasilnya mengembang termasuk pada buih padat karena ragi yang
dimasukkan ke dalam campuran mengeluarkan gas CO2 sehingga
terdapat gelembung-gelembung udara. Buih pada ini memiliki fase terdisperasi
gas dan dengan medium pendisperasi zat padat
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya
yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan
bagaimana pembuatan bakpao tersebut supaya pembuatan bakpao tersebut
berlangsung sempurna.
http://www.google.com/search?q=koloid+liofil&ie=utf-8&oe=utf&aq=t&rls=com.yahoo:id:official&client=firefox
Tidak ada komentar:
Posting Komentar